Bisnis Bukit Asam: BATU BARA (1/4)

Pertambangan batubara merupakan segmen operasi utama yang dijalankan oleh Perusahaan. Beberapa anak perusahaan yang fokus bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan batubara adalah PT Internasional Prima Coal dan PT Bukit Asam Prima. Harga batubara yang masih fluktuatif selama tahun 2017 memicu Perusahaan untuk menerapkan berbagai strategi agar mampu meningkatkan produksi dan pemasaran serta menekan biaya produksi.

Pada tahun 2017, produksi batubara terealisasi sebesar 24.245.798 ton atau 124% dari tahun 2016 sebesar 19.623.889 ton. Di sisi lain, pembelian batubara terealisasi sebesar 364.669 ton atau 30% dari tahun 2016 sebesar 1.198.358, hal ini terjadi dalam rangka mengoptimalkan penjualan produksi milik sendiri.

Rantai Pasokan

Dalam rangka menunjang kinerja operasional yang efisien dengan hasil terbaik, Perseroan telah mengimplementasikan Supply Chain Management System (SCMS) yang terdiri dari 5 (lima) tahap berikut ini:

  1. Tahap pertama: Phase Mine to Train Loading Station (TLS), yaitu untuk menangani material/batubara mulai area tambang hingga Stockpile/TLS.
  2. Tahap kedua: Phase TLS to Port, yaitu untuk menangani batubara mulai dari TLS sampai dengan Pelabuhan.
  3. Tahap ketiga: Penjualan dan Penagihan, yaitu pengelolaan pemasaran dan penjualan batubara serta proses penagihan.
  4. Tahap keempat: Integrasi ke Sistem Keuangan, yaitu tahapan untuk mengintegrasikan SCMS dengan sistem lainnya yang ada di Perseroan termasuk dengan sistem keuangan.
  5. Tahap kelima: Optimasi dan EIS, yaitu tahapan untuk mengimplementasikan modul optimasi dan Executive Information System (EIS).

Seluruh penanganan dan pengelolaan batubara di Perseroan telah dilakukan sesuai standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk menjamin kualitas dan pasokan batubara kepada konsumen. Adapun hal ini mencakup:

  1. Pelaksanaan Manajemen Stockpile
    Pengaturan tumpukan batubara hasil produksi dan proses blending dilakukan sesuai dengan klasifikasi kalori sesuai kualifikasi Perseroan. Perseroan telah melakukan penambahan fasilitas Hopper Blender untuk
    mendukung proses blending batubara. Perseroan juga melakukan general overhaul stacker reclaimer di stockpile untuk mempercepat proses penanganan batubara.
  2. Pengendalian Kualitas
    Perseroan menjaga kualitas produksi melalui proses quality control yang ketat pada setiap tahapan produksi. Proses pengendalian kualitas mengacu pada standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Dengan sistem tersebut, Perseroan melakukan uji sampling untuk memastikan kualitas batubara yang akan ditambang. Pengujian kualitas batubara kemudian dilakukan di areal tambang, stockpile di daerah penambangan sebelum pemuatan ke kereta api atau dikirim ke konsumen, diikuti dengan pengujian di areal stockpile pelabuhan sebelum pemuatan ke kapal. Analisis kualitas batubara dilakukan di laboratorium Perseroan yang telah menerima mendapat sertifikasi Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO/IEC 17025:2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Laboratorium ini juga bertanggung jawab melakukan pengujian kualitas air buangan tambang untuk menjaga terpenuhinya Standar Baku Mutu Lingkungan.
  3. Pengangkutan
    Perseroan bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dalam proses pengangkutan batubara dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan, Lampung dan Dermaga Kertapati, Palembang. Proses yang dilalui dalam pengangkutan batubara meliputi:
  • Pengaturan jumlah dan kualitas muatan batubara yang akan dimuat ke dalam setiap gerbong kereta api melalui Train Loading Station (TLS).
  • Pengawasan dan pencatatan distribusi batubara menuju Pelabuhan atau Dermaga.
  • Pelaksanaan bongkar muat batubara dari gerbong kereta api menggunakan Rotary Car Dumper (RCD) di Pelabuhan Tarahan dan Apron Feeder (AF) di Dermaga Kertapati.

Peningkatan angkutan batubara dari mulut tambang ke pelabuhan pada tahun 2017 tercatat sebesar 21%, yang dicapai seiring dengan meningkatnya kinerja PT KAI.

Peningkatan kapasitas angkutan batubara di tahun 2017 ini secara khusus juga didukung oleh berbagai faktor, antara lain, terselesaikannya pembuatan jalur ganda (double track), perbaikan rail-loop, train loading station, serta perawatan rutin di fasilitas bongkar muat milik Perseroan.

Pengendalian Biaya Produksi

Sebagai bentuk penekanan terhadap biaya produksi, sepanjang tahun 2017 Perseroan melaksanakan berbagai program pengendalian biaya produksi, antara lain:

  • Meningkatkan keandalan peralatan produksi dan peralatan penunjang.
  • Menekan biaya listrik dengan memaksimalkan pasokan listrik dari PLTU mulut tambang milik sendiri.
  • Percepatan implementasi peralatan elektrifikasi.
  • Optimasi biaya sewa alat dan BBM.
  • Optimasi tenaga kerja PTBA.
  • Penyesuaian tarif jasa penambangan.
  • Optimasi perencanaan tambang.
  • Penurunan biaya overhead.
  • Penggunaan suku cadang produk dalam negeri.

Perseroan, di samping menggunakan suku cadang produksi dalam negeri, juga melakukan program peremajaan mandiri, serta mengoptimalkan program PKBL yang diintegrasikan pada pemenuhan kebutuhan operasional Perseroan yang telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
Komitmen Perseroan untuk senantiasa mendukung peningkatan industri mesin produk dalam negeri juga berparalel dengan efisiensi biaya produksi. Kebutuhan suku cadang semaksimal mungkin dapat dipenuhi dari industri dalam negeri. Beberapa komponen suku cadang yang intensitas penggantiannya cukup tinggi (fast moving) telah menggunakan produk dalam negeri seperti komponen belt conveyor, bearing, blade bucket, idler, dan sejenisnya.

Perseroan memaksimalkan utilisasi Bengkel Utama Tanjung Enim yang memiliki perlengkapan memadai dan kompetensi pegawai di bidang rancang bangun peralatan untuk melakukan perbaikan sarana dan prasarana Coal Handling Facilities (CHF).

Bersinergi dengan Program Kemitraan

Program Kemitraan sebagai media transformasi untuk mencetak mitra usaha unggul dan mandiri dalam mencapai peningkatan taraf ekonomi komunitas sekitar perusahaan semakin diperkuat dengan perkembangan kluster usaha Sentra Industri Bukit Asam. Kelompok mitra – mitra usaha lokal yang dibina melalui program kemitraan telah mampu memasok produk dan jasa kebutuhan operasional dan non – operasional perusahaan serta menggantikan ketergantungan perusahaan dengan pemasok dari pihak luar. Sinergi Program Kemitraan sebagai rantai pasok ke perusahaan telah berhasil dijalankan melalui produk SIBA Bokhasi yang saat ini telah mampu memenuhi kebutuhan untuk program penghijauan lingkungan perusahaan, SIBA Jasa Boga dan Umum yang secara konsisten secara kuantitas dan kualitas telah mampu memenuhi kebutuhan Jasa Boga Perusahaan, SIBA Manufaktur dan Suku Cadang untuk memenuhi pasokan suku cadang fast moving perbengkelan, melalui pembinaan kemitraan bahkan unit – unit usaha ini telah berkembang dengan memiliki pasar lain yang lebih luas. Untuk keberlanjutan dan pengembangan program telah dilakukan pembinaan terhadap mitra – mitra usaha untuk menjadi kelompok usaha SIBA baru melalui komoditi yang berpotensi dan unggul dari daerah setempat diantaranya kopi, jamur tiram, dan usaha tenun
songket.

Peningkatan Efisiensi Operasional

Pengendalian biaya produksi yang sebelumnya dijalankan oleh Perseroan juga dibarengi dengan efisiensi operasional, yang dilaksanakan melalui program-program berikut ini:

  1. Perseroan melakukan standarisasi sistem operasi dan dokumentasi, menyelaraskan sistem pelaporan dan memadukan seluruh input dan output data ke dalam suatu aplikasi sistem teknologi informasi yang disebut Supply Chain Management System (SCMS). Dengan penerapan SCMS, Perseroan dapat meningkatkan akurasi pemantauan volume dan kualitas persediaan agar berada dalam jumlah yang tepat untuk melaksanakan rencana penambangan yang sesuai dengan permintaan pasar, sehingga kegiatan penambangan dapat berjalan dengan lebih efisien.
  2. Perseroan melakukan perbaikan dan inovasi untuk meningkatkan efektivitas sistem kerja seperti:
  • Meningkatkan akurasi dalam kegiatan perawatan terencana (condition base maintenance) peralatan utama.
  • Meningkatkan kinerja pengelolaan stockpile maupun stock opname dan monitoring persediaan barang dan suku cadang.
  • Melakukan pengendalian stripping ratio dan jarak angkut sesuai rencana.
  • Melakukan pengelolaan lumpur dengan sistem gravitasi untuk menggantikan metode konvensional yang menggunakan pompa atau metode shovel & truck.

3. Perseroan melakukan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kapasitas sarana dan prasarana pemindahan batubara untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengantisipasi peningkatan kegiatan penambangan Perseroan di masa mendatang. Adapun prasarana yang diperbaiki adalah Coal Handling Facility (CHF) baik di area tambang, titik angkutan maupun di area pengangkutan pemuatan di pelabuhan. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

  • Memperbesar kapasitas tampung temporary stockpile dan membangun Train Loading Station (TLS) baru termasuk pemasangan unit back up
    hydraulic.
  • Melakukan modifikasi, perbaikan, penambahan dan pembuatan peralatan Rotary Car Dumper (RCD) dan sejenisnya.
  • Merealisasikan program peningkatan kapasitas stockpile dan conveyor system untuk mendukung peningkatan kapasitas di pelabuhan Tarahan.
  • Optimalisasi Pelabuhan Tarahan yang hingga saat ini telah mampu melayani kapal berukuran 210.000 DWT.
  • Melakukan modifikasi dan perbaikan sistem conveyor belt.
  • Meningkatkan unjuk kerja fasilitas Train Loading Station (TLS) dan ship loader.
  • Perbaikan dan pemasangan magnet separator.

4. Perseroan melakukan program efisiensi diberbagai sektor operasional diarea penambangan yang meliputi :

  • Percepatan implementasi peralatan Elektrifikasi
  • Optimasi biaya sewa alat berat dan penggunaan BBM
  • Peningkatan produktivitas alat coal getting
  • Efisiensi material dan suku cadang
  • Optimasi penambangan
  • Peningkatan efisiensi pekerjaan perawatan CHF

Implementasi elektrifikasi peralatan penambangan Melakukan inovasi dengan melakukan sistem Back Filling, yaitu penimbunan di lokasi bekas tambang yang telah final. Hal tersebut dilakukan selain untuk menimbun lahan bekas tambang, juga bermanfaat untuk memperpendek jarak angkut dari lokasi.

Penggunaan BWE System

Selain melakukan akitivitas penambangan dengan sistem shovel and truck, Perseroan juga menggunakan Bucket Wheel Excavator (BWE) untuk keperluan reclaimer batubara di stockpile front yang selanjutnya dicurahkan
ke jalur conveyor excavating kemudian dicurahkan ke life stockpile yang dapat digunakan secara berkesinambungan. Difungsikannya BWE sebagai reclaimer mampu meningkatkan produktivitas/kapasitas Perseroan hingga mencapai 2.400 tph.

Di tahun 2017, Perseroan melakukan perawatan/pemeliharaan kepada 4 (empat) unit BWE dan 1 (satu) Spreader yang dilakukan secara major repair. Dengan resmi beroperasinya PLTU Mulut Tambang 3×10 MW Tanjung Enim, kebutuhan daya listrik untuk pengoperasian BWE dapat dipenuhi sendiri sehingga tercapai efisiensi dari segala aspek yang dapat menghasilkan berbagai manfaat seperti:

  • Menjamin kesinambungan pasokan listrik sehingga utilitas peralatan dapat dijaga.
  • Menekan biaya operasional penambangan sehingga memperbaiki struktur biaya pokok produksi (BPP).
  • Meningkatkan efisiensi operasional.
  • Meningkatkan masa pakai BWE yang telah habis nilai bukunya hingga 15 tahun ke depan.
  • Mengoptimalkan kompetensi tenaga kerja terampil yang telah ada.
  • Mengurangi konsumsi BBM.
  • Menambah pendapatan dari penjualan excess power.

Koordinasi Unit Produksi, Marketing, dan Distribusi Kelancaran kinerja operasional di lapangan tidak akan terwujud tanpa adanya koordinasi yang baik dari unitunit terkait dan saling berkesinambungan. Di luar langkah operasional teknis, manajemen juga secara rutin mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) Supply Chain yang melibatkan beberapa Satuan Kerja seperti Penanganan & Angkutan Batubara (PAB), Perencanaan, Penambangan, Perawatan, Pemasaran & Penjualan Ekspor, Pemasaran &
Penjualan Domestik, Keuangan, Manajemen Risiko & Sistem Manajemen Perusahaan (MR&SMP), unit kerja Dermaga Kertapati (Derti), unit kerja Pelabuhan Tarahan (Peltar), dan lain- lain yang bertujuan mencari solusi dari berbagai agenda dan masalah penting seputar kinerja segmen pertambangan batubara seperti perkembangan kondisi pasar batubara, permintaan konsumen, kendala produksi di lapangan, hingga proses pengangkutan yang dapat mempengaruhi volume penjualan. Hasil diskusi tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar penentuan strategi
produksi maupun penjualan yang paling optimal untuk periode tiga bulan ke depan dalam rangka mendukung pencapaian target penjualan yang telah ditentukan.

Analisa Kinerja Tahun 2017

Pada tahun 2017, kinerja Perseroan mengalami peningkatan signifikan, yang dapat dilihat dari sisi kenaikan ton hasil produksi sebesar 24%, penjualan batubara yang naik 14%, dan peningkatan angkutan sebesar 21%. Hal ini
tercermin dalam pencapaian laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp4,48 triliun atau naik 123,13% dibanding tahun 2016 sebesar Rp2,01 triliun.

Peningkatan volume produksi dan angkutan batubara Perseroan pada tahun 2017 didukung oleh upaya tanpa henti PTBA dalam melakukan efisiensi proses produksi. Penjualan batubara Perseroan tahun 2017 meningkat 14% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 20,75 juta ton di tahun 2016 menjadi 23,63 juta ton di tahun 2017. Kenaikan volume penjualan tersebut berasal dari peningkatan volume penjualan domestik sebesar 17% dari 12,27 juta ton di tahun 2016 menjadi 14,39 juta ton pada tahun 2017.

Tidak hanya dari penjualan domestik, total penjualan batubara yang signifikan di tahun 2017 juga didukung oleh kenaikan penjualan ekspor sebesar 9% meningkat dari 8,48 juta ton di tahun 2016 menjadi 9,24 juta ton pada tahun 2017.

Membaiknya harga komoditas batubara dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Perseroan untuk meningkatkan produksi. Adanya PLTU 3×10 MW di Tanjung Enim dan PLTU 2×8 MW di Pelabuhan Tarahan milik sendiri yang dioperasikan untuk kebutuhan PTBA, merupakan salah satu langkah menekan biaya produksi dan optimalisasi peralatan penambangan dengan menggunakan listrik untuk mampu beroperasi penuh tanpa ketergantungan sumber tenaga listrik dari pihak ketiga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *