Bisnis BRI: MIKRO (1/4)

Selama tahun 2017, Segmen Bisnis Mikro dan Program menyumbang 53,9% dari Laba Bersih BRI secara konsolidasi atau mencapai Rp15,6 triliun.

  • Outstanding pinjaman Mikro dan Program tumbuh sebesar 14,0% YoY.
  • Outstanding Simpanan Mikro dan Program tumbuh sebesar 14,3% YoY.
  • Volume transaksi melalui layanan BRILink meningkat sebesar 114,2% YoY

Ringkasan Kinerja Bisnis Mikro dan Program 2017

  • Outstanding pinjaman Mikro dan Program tumbuh sebesar 14,0% YoY dari Rp221,8 triliun di tahun 2016 menjadi Rp252,85 triliun di tahun 2017.
  • Outstanding Simpanan Mikro dan Program tumbuh sebesar 14,3% YoY dari Rp213,21 triliun di tahun 2016 menjadi Rp243,79 triliun di tahun 2017.
  • Pencapaian Laba sebelum pajak untuk Bisnis Mikro dan Program tumbuh sebesar 2,2% YoY dari Rp19,57 triliun di tahun 2016 menjadi Rp19,98 triliun di tahun 2017.
  • Volume transaksi melalui layanan BRILink meningkat sebesar 114,2% YoY dari Rp139.1 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp298.0 triliun di tahun 2017.
  • Outstanding Pinjaman Bisnis Program yang meliputi KUR skema baru, KUR lama, Kredit Pangan dan Kredit Program lainnya sebesar Rp72,65 triliun, tumbuh 17,4% YoY dari tahun 2016 sebesar Rp61,9 triliun.

Segmen Bisnis Mikro dan Program terdiri dari:

  1. Bisnis Mikro
  2. BRILink
  3. Bisnis Program

Profitabilitas Segmen Bisnis Mikro dan Program

Selama tahun 2017, Segmen Bisnis Mikro dan Program menyumbang 53,9% dari Laba Bersih BRI secara konsolidasi atau mencapai Rp15,6 triliun. Mayoritas profitabilitas Bisnis Mikro dan Program bersumber dari pendapatan bunga bersih. Hal tersebut diperlukan guna menyeimbangkan besarnya biaya operasional di segmen ini, disaat potensi cross-selling dari pendapatan jasa masih terbatas.

Keunggulan jumlah jaringan layanan Bisnis Mikro dan Program BRI terlihat dari banyaknya unit kerja layanan yang tersebar diseluruh Indonesia. Selain itu, Bisnis Mikro dan Program juga memerlukan sumber daya manusia yang banyak dengan kualitas SDM yang handal. Dengan keunggulan kompetitif tersebut, tentu memerlukan biaya operasional yang tidak sedikit.

Namun demikian, potensi bisnis serta peluang peningkatan produktivitas dengan semakin optimalnya penggunaan teknologi masih terbuka. Oleh karena itu, perusahaan optimis bahwa segmen bisnis Mikro dan Program akan tetap menjadi pendorong utama profitabilitas perusahaan.

 

 

Bisnis Mikro

Ringkasan Kinerja Bisnis Mikro 2017

  • Outstanding pinjaman Mikro pada tahun 2017 sebesar Rp180,20 triliun, tumbuh 12,7% dari posisi tahun 2016 sebesar Rp159,90 triliun.
  • Outstanding Simpanan Mikro dan Program tumbuh sebesar 14,3% YoY dari Rp213,21 triliun di tahun 2016 menjadi Rp243,79 triliun di tahun 2017.
  • Komposisi Dana murah Mikro stabil dikisaran 85% selama 3 tahun terahir.

Bisnis mikro BRI terus berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya sebagai bisnis inti perusahaan dan pemimpin pasar di industri. Keunggulan segmen bisnis ini adalah memiliki jaringan unit kerja yang terbesar dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia yang didukung oleh SDM handal serta customer base yang solid. Saat ini lebih dari 65% pekerja BRI melayani segmen Mikro dan Program melalui beberapa jenis unit kerja sebagai berikut:

Outlet 2015 2016 2017 YoY
BRI Unit 5.360 5.380 5.382 2
Teras BRI 2.543 2.545 2.536 9
Teras Mobile 636 638 638 0
Total 8.539 8.563 8.556 11

Strategi Bisnis Mikro Tahun 2017

Strategi pengembangan bisnis yang telah dilakukan sepanjang tahun 2017 yaitu:

  1. Menjaga pertumbuhan pinjaman mikro dengan meningkatkan produktivitas tenaga pemasar melalui perbaikan skema kompensasi.
  2. Mempertahankan pangsa pasar di segmen golongan berpenghasilan tetap. Untuk mempertahankan pangsa pasar, BRI telah melakukan penyesuaian suku bunga agar tetap kompetitif dalam menghadapi persaingan yang meningkat di produk pinjaman untuk golongan berpenghasilan tetap.
  3. Business process reengineering dengan optimalisasi IT, terutama pada proses prakarsa dan monitoring pinjaman. Implementasi strategi business process reengineering dengan pemanfaatan Teknologi Informasi didasari pada kebutuhan proses bisnis yang lebih cepat dan aman. Strategi ini menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kecepatan layanan dan mitigasi risiko. Dalam hal ini, BRI telah membangun BRISPOT, sebuah aplikasi mobile based dengan konsep one stop service bagi Mantri (petugas kredit) untuk proses kredit end to end. Dengan aplikasi ini, Mantri dan Kepala BRI Unit dapat melakukan prakarsa kredit dimanapun dan kapanpun sehingga produktivitas meningkat.
  4. Pengembangan produk baru berupa Kupedes Keagenan. Strategi pengembangan produk Kupedes Keagenan bertujuan untuk mengatasi keterbatasan likuiditas Agen BRILink
    dalam melakukan layanan keuangan. Melalui inovasi Kupedes Keagenan, BRI berharap seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati layanan dengan nyaman .
  5. Kajian mengenai penyaluran kredit melalui referral Agen BRILink. Untuk memperluas inklusi keuangan, BRI mengolah referensi informasi calon debitur potensial dari para Agen BRILink. Kedekatan Agen BRILink dengan masyarakat dapat memberikan feedback kepada BRI untuk menilai rekam jejak calon debitur .
  6. Pengembangan community banking melalui pemberdayaan komunitas. Bisnis Mikro juga melakukan pengembangan komunitas sebagai cikal bakal dari community banking dimana perbankan sudah menjadi bagian dari masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan layanan keuangan secara keseluruhan, seperti konsultasi keuangan, pembiayaan dalam bentuk kredit, layanan simpanan dan kegiatan capacity building. Dalam hal ini, secara teknis BRI menempatkan pegawai BRI Unit sesuai dengan domisilinya sehingga diharapkan mampu mempercepat terwujudnya community banking. Sebagai langkah awal, pedekatan yang dilakukan adalah berupa pengembangan komunitas-komunitas yang sudah ada dalam masyarakat .

Kinerja Bisnis Mikro Tahun 2017

Implementasi strategi bisnis berdampak pada pencapaian kinerja Bisnis Mikro sesuai penjelasan berikut.

Kinerja Pinjaman Mikro

Sebagaimana dijelaskan pada ringkasan kinerja Bisnis Mikro diatas, pada tahun 2017, Bisnis Mikro BRI mampu meningkatkan outstanding kredit menjadi sebesar Rp180,2 triliun atau tumbuh 12,7% dibanding tahun 2016 sebesar Rp159,90 triliun. Outstanding tersebut berasal dari penyaluran produk Kupedes dan Kupedes Rakyat kepada 4,4 juta debitur.

Selain pencapaian pertumbuhan pinjaman, kualitas aset juga menjadi hal yang penting dalam mendukung profitabilitas dan keberlanjutan kinerja bisnis Mikro. Di akhir tahun 2017, tingkat NPL (Non-Performing Loan) Bisnis Mikro BRI terjaga di kisaran 1,1% selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. Hal tersebut menunjukkan bahwa BRI berkomitmen untuk selalu menjaga tingkat kualitas
kredit dengan melakukan penyaluran kredit tanpa mengesampingkan prinsip kehati-hatian.

Kinerja Simpanan Mikro Sejalan dengan penyaluran kredit, Bisnis Mikro BRI juga melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan, dengan Tabungan Simpedes sebagai produk utama yang ditawarkan. Pada tahun 2017, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 14,3% menjadi Rp243,8 triliun dari Rp213,2 triliun di tahun 2016.

Dukungan kepada Program Pemerintah 

Sebagai bagian dari upaya mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan literasi keuangan, Bisnis Mikro juga memasarkan Produk Tabunganku sebanyak 5,9 juta rekening dan Tabungan Simpanan Pelajar sebanyak 14,15 juta rekening kepada masyarakat.

Strategi Bisnis Mikro Tahun 2018

Bisnis Mikro akan tetap menjadi fokus bisnis utama BRI karena pembiayaan Usaha Mikro di Indonesia masih memiliki ruang yang sangat luas. Beberapa strategi yang akan dilakukan pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:

  1. Memaksimalkan penerapan konsep community banking melalui realokasi pekerja mikro di daerah asal atau sekitarnya.
  2. Fokus kepada peningkatan kapabilitas (keahlian, pengetahuan, dan teknologi) tenaga pemasar dalam hal cross-selling dan kemampuan leadership di jajaran manajemen bisnis mikro di seluruh Indonesia.
  3. Melakukan review dan penyempurnaan jenjang karir pekerja bisnis mikro sehingga dapat memberikan motivasi bagi pekerja untuk terus meningkatkan kinerjanya.
  4. Mengoptimalkan cross selling dengan tujuan untuk pengoptimalan produk yang dapat menghasilkan Fee-Based Income.
  5. Melakukan revitalisasi/rejuvenasi product proposition dan fitur mikro dalam rangka terutama untuk perolehan DPK dan Fee-Based Income Mikro pada segmen muda.
  6. Mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas business process melalui penyempurnaan layanan fitur produk pinjaman dan simpanan.

 

 

BRILink

Ringkasan Kinerja BRILink Tahun 2017

  • Jumlah agen BRILink meningkat sebesar 230,9% YoY dari 84.550 agen di 2016 menjadi 279.750 agen di tahun 2017
  • Jumlah transaksi BRILink meningkat sebesar 105,4% YoY dari 98,4 juta transaksi di tahun 2016 menjadi 202,1 juta transaksi di tahun 2017.
  • Nilai transaksi meningkat 114,2% YoY dari Rp139,1 triliun di tahun 2016 menjadi Rp298,0 triliun di tahun 2017.
  • Fee Income BRILink pada tahun 2017 sebesar Rp161,6 miliar, meningkat 128,9% yoy

BRILink merupakan layanan branchless banking BRI yang diluncurkan pada tahun 2014. Inovasi produk ini merupakan salah satu komitmen BRI untuk mendukung program pemerintah dalam hal meningkatkan layanan keuangan inklusif dan menjaga kedaulatan rupiah.

Strategi BRILink Tahun 2017

  1. Menambah jumlah agen untuk meningkatkan entry barrier
    BRI menerapkan strategi penambahan jumlah agen BRILink dengan memanfaatkan database nasabah eksisting. Dengan demikian, Agen BRILink merupakan agen pilihan yang terseleksi (cherry-picked) dari nasabah Mikro BRI saat ini. Selain itu, BRI juga mempertimbangkan lokasi calon agen yang tepat sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat disekitarnya dan mendukung pertumbuhan bisnis agen. Penambahan jumlah agen BRILink ditujukan untuk memperluas delivery channel BRI agar dapat menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat, terutama di segmen un-bank.
  2. Mengembangkan layanan BRILink versi internet dan mobile untuk mempercepat proses akuisisi agen
    Untuk mempermudah akses masyarakat terhadap layanan BRILink, BRI mengembangkan aplikasi smartphone berbasis Android yang digunakan oleh Agen BRILink untuk melayani transaksi keuangan kepada masyarakat. Salah satu keunggulan aplikasi smartphone berbasis Android adalah kemudahan penambahan fitur dan lebih aman dari risiko kejahatan skimming kartu. Dengan dikembangkannya layanan Agen BRILink melalui aplikasi berbasis android tersebut, para Agen dapat menggunakan dua perangkat (device) dalam melayani transaksi keuangan kepada masyarakat yaitu EDC (Electronic Data Capture) dan perangkat Mobile (smartphone) yang terhubung secara real time online dengan sistem perbankan BRI. Melalui perangkat tersebut, Agen BRILink dapat melayani kebutuhan masyarakat akan berbagai transaksi perbankan seperti setor dan tarik tunai, pembayaran angsuran pinjaman BRI, dan transfer antar rekening perbankan. Fitur BRILink juga menawarkan berbagai kemudahan kepada masyarakat seperti pembelian pulsa telepon dan paket data, token listrik PLN, iuran BPJS Kesehatan. Selain itu, inklusi keuangan juga tercermin dari kemudahan masyarakat dalam pembelian asuransi mikro, yang memberikan banyak manfaat berupa santunan atas risiko gangguan kesehatan, kecelakaan dan risiko meninggal dunia.
  3. Program promosi dan edukasi untuk meretensi agen dan meningkatkan produktivitas agen
    Sejalan dengan penambahan jumlah agen, BRI juga membentuk komunitas atau paguyuban Agen BRILink. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan loyalitas dan kinerja para agen. Komunitas juga berfungsi untuk memberikan edukasi seputar keagenan kepada anggota baru, dan hingga akhir tahun 2017, tercatat sebanyak 466 komunitas/ paguyuban Agen BRILink yang telah terbentuk di seluruh Indonesia. Selain itu, BRI juga melaksanakan program promosi serta pemasaran yang efektif baik bagi agen maupun nasabah agen untuk meningkatkan jumlah transaksi. Dalam hal ini, BRI melibatkan tenaga pemasar khusus BRILink untuk lebih memperkuat kinerja BRILink.

Kinerja BRILink Tahun 2017

Dalam perkembangannya, BRILink terus bertumbuh baik dari jumlah agen maupun transaksi. Pada 2017, jumlah Agen BRILink mencapai 279.750 agen, atau meningkat 230,9% YoY dari tahun 2016 yang sebesar 84.550 agen. Diperkirakan, pangsa pasar jumlah agen BRILink tersebut mencapai 65,2% dari total pasar Laku Pandai (branchless banking) di industri perbankan yang mencapai 428.852 agen (September 2017).

Sementara itu, jumlah transaksi finansial meningkat 105,4% YoY atau mencapai sebanyak 202,1 juta transaksi dengan volume transaksi yang tumbuh 114,2% YoY atau mencapai Rp298,0 triliun. Peningkatan aktivitas transaksi melalui BRILink berdampak pada meningkatnya perolehan fee based income sebesar Rp161,6 miliar (setelah dikurangi sharing fee yang menjadi hak agen), atau meningkat 128,9% YoY dari tahun 2016 sebesar Rp70,6 triliun.

Strategi Pengembangan BRILink Tahun 2018

Untuk tahun 2018, BRI akan melanjutkan strategi perluasan delivery channel dengan menambah jumlah Agen BRILink menjadi sebanyak 500.000 agen secara merata ke seluruh penjuru negeri. Hal ini didukung dengan teknologi BRISat untuk menjangkau daerah yang selama ini belum didukung layanan provider/perusahaan telco. Selanjutnya, BRILink akan terus meningkatkan kualitas layanan dengan menambah fitur produk dengan bekerja sama dengan pihak ketiga.

 

 

Bisnis Program

Ringkasan Kerja Bisnis Program Tahun 2017

  • Outstanding pinjaman Bisnis Program sebesar Rp72,65 triliun, meningkat 17,4% dari tahun 2016 sebesar Rp61,9 triliun. Komposisi pinjaman Bisnis Program saat ini mayoritas berasal dari produk KUR Mikro baru dengan outstanding pinjaman di akhir tahun 2017 sebesar Rp59,24 triliun.
  • Outstanding Kredit Pangan sebesar Rp3,1 triliun, tumbuh 22,75% YoY dari tahun 2016 sebesar Rp2,5 triliun.
  • Realisasi penyaluran Pinjaman Kemitraan sebesar Rp222,1 miliar, tumbuh signifikan sebesar 147,4% YoY dari tahun 2016 Rp89,8 miliar.

BRI secara konsisten mendukung upaya pemerintah untuk mengembangkan dan memperbaiki perekonomian, pemerataan pembangunan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui penguatan dan layanan usaha mikro kecil dan menengah. BRI merupakan salah satu Bank penyalur program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memberi manfaat antara lain mempercepat pengembangan usaha sektor riil, perluasan kesempatan kerja, dan meningkatkan akses pembiayaan sesuai dengan program Nawa Cita Pemerintah.

Jumlah debitur yang berhasil naik kelas untuk kategori kredit program menjadi kredit komersial posisi selama tahun 2017 adalah sebanyak 2.052 debitur (diluar program KUR baru). Sementara Jumlah debitur yang berhasil naik kelas untuk kategori Pinjaman Kemitraan menjadi kredit program atau komersial adalah sebanyak 226 debitur (diluar program KUR).

Produk dan Jasa Bisnis Program

Produk Bisnis Program, meliputi:

  1. KUR Mikro
    Program KUR Mikro ditujukan untuk mempercepat pengembangan sektor produktif (non-perdagangan) dan pemberdayaan usaha mikro. Skema pinjaman KUR berupa modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit. Target nasabah pinjaman ini adalah pemilik bisnis perseorangan dengan kebutuhan kredit maksimum Rp25 juta. Pinjaman ini disubsidi pemerintah dan dijamin
    oleh asuransi kerugian kredit oleh perusahaan asuransi BUMN.
  2. KUR Ritel
    Program KUR Ritel bertujuan sama dengan KUR Mikro namun dengan skala usaha yang lebih sedikit diatas KUR Mikro. Besaran pinjaman yang dapat dinikmati oleh nasabah KUR Ritel adalah maksimum plafond Rp500 juta.
  3. KUR TKI
    KUR TKI merupakan program bantuan pemerintah yang diperuntukkan kepada TKI yang memiliki usaha sampingan di lokasi domisili asal TKI tersebut. Program ini bertujuan untuk membantu meningkatkan taraf hidup TKI serta menyediakan lapangan kerja sebagai persiapan jika TKI tersebut tidak lagi produktif bekerja di luar negeri.
  4. Kredit Pangan
    Kredit Pangan merupakan pinjaman yang ditujukan untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah.
  5. Kredit Resi Gudang
    Pinjaman ini terutama ditujukan untuk membantu petani yang memiliki persediaan yang dapat dijaminkan dalam jangka pendek.
  6. Pinjaman Kemitraan
    Pinjaman bersuku bunga lunak yang bertujuan untuk membantu perekonomian masyarakat un-bank yang memiliki usaha produktif dengan potensi pengembangan lebih lanjut. BRI juga memberikan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan kepada mitra binaan penerima pinjaman kemitraan. (Penjelasan lebih lanjut mengenai Pinjaman Kemitraan terdapat pada Bab Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Laporan Tahunan ini.)
  7. Program Jaring
    Merupakan inisiasi OJK untuk mendukung pembangunan kemaritiman sesuai dengan program Nawa Cita Pemerintah dengan memberikan akses terhadap produk-produk Jasa Keuangan, khususnya akses terhadap pembiayaan.

Sektor Industri Bisnis Program

BRI berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat golongan ekonomi lemah atau sektor usaha kecil dengan menyediakan sumber pembiayaan usaha yang terjangkau. Hal ini sejalan dengan komitmen BRI kepada pemerintah untuk menyalurkan ke Sektor Produksi (Pertanian, Perikanan, Industri Pengolahan, dan Jasa).

  1. Pertanian. Seluruh usaha di sektor pertanian, termasuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan perternakan.
  2. Perikanan. Seluruh usaha di sektor perikanan, termasuk penangkapan ikan dan pembudidayaan ikan.
  3. Industri Pengelolaan. Seluruh usaha di sektor Industri Pengelolaan, termasuk industri kreatif di bidang perikanan, fesyen, animasi, video, dan alat mesin pendukung kegiatan ketahanan pangan.
  4. Konstruksi. Seluruh usaha di sektor Konstruksi, termasuk perumahan, konstruksi gedung, bangunan perairan, dll.
  5. Perdagangan. Seluruh usaha di sektor perdagangan, termasuk kuliner dan perdagang eceran.
  6. Jasa-Jasa. Seluruh usaha di sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan, sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi, sektor real estate, usaha penyewaan, jasa perusahaan, sektor jasa pendidikan, sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya.

Strategi Bisnis Program Tahun 2017

Untuk mengoptimalkan peran BRI dalam mendukung program pemerintah, perusahaan telah melakukan reorganisasi agar lebih fokus berdedikasi dalam menggali potensi bisnis pertanian/agri bisnis yang ada. Sepanjang tahun 2017, strategi Bisnis Program yang telah diimplementasikan antara lain:

  1. Memaksimalkan penyaluran KUR Mikro dan KUR Ritel baru sesuai target yang diberikan oleh pemerintah.
  2. Memanfaatkan potensi dalam menyalurkan pembiayan untuk komoditi unggulan seperti Kelapa Sawit, Tebu, Jagung, Sapi dan Perikanan dengan membuat skim kredit khusus dan kerjasama bisnis dengan BUMN dan Perusahaan Swasta Nasional Lain.
  3. Memperluas layanan dengan cara memperluas segmen kredit pangan dari semula Rp500 juta untuk masing- masing jenis kredit (KMK/KI) dengan plafond maksimal Rp1 miliar menjadi Rp1 miliar untuk masing-masing jenis kredit. Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk dapat memaksimalkan pemasaran segmen kredit pangan.
  4. Pemanfaatan Value chain nasabah korporasi, dengan pola inti dan plasma.

Kinerja Bisnis Program Tahun 2017

BRI membuktikan komitmennya untuk mendukung program pemerintah terutama dalam memberdayakan perekonomian masyarakat dengan meningkatnya outstanding Total Pinjaman Bisnis Program menjadi Rp72,65 triliun, meningkat 17,36% dari tahun 2016 sebesar Rp61,90 triliun. Pencapaian ini didorong oleh:

  1. Keberhasilan Penyaluran KUR Mikro dan KUR Ritel baru
    BRI merupakan bank dengan porsi penyaluran KUR terbesar di Indonesia. Sejak tahun 2016, BRI menyalurkan sekitar 65% dari total target penyaluran nasional. Sepanjang tahun 2017, BRI telah menyalurkan Rp61,69 triliun KUR Mikro baru dan Rp7,77 triliun KUR Ritel baru atau secara total Rp69,47 triliun. Pencapaian tersebut sebesar 97,85% dari target sebesar Rp71 triliun dengan penyaluran kepada total 3,7 juta nasabah selama tahun 2017 baik untuk KUR Mikro baru maupun KUR RItel baru, 40,4% dari penyaluran tersebut ditujukan kepada sektor produktif. Hal ini sesuai dengan tujuan Pemerintah untuk memajukan sektor non-perdagangan.
  2. Pencapaian Outstanding Kredit Pangan dan Resi Gudang
    Outstanding Kredit Pangan tercapai sebesar Rp3,13 triliun, atau tumbuh 22,75% dari tahun 2016 sebesar Rp2,55 triliun. Sedangkan outstanding kredit resi gudang subsidi mencapai Rp28,60 miliar.
  3. Pencapaian Penyaluran Pinjaman Kemitraan
    Sementara realisasi penyaluran Pinjaman Kemitraan sebesar Rp222,1 miliar, tumbuh signifikan sebesar 147,4% dari tahun 2016 Rp89,76 miliar.
  4. Terjaganya Kualitas Aset
    Selain keberhasilan dalam penyaluran pinjaman, BRI juga memperhatikan kualitas pinjaman tersebut dengan terjaganya tingkat NPL Pinjaman Bisnis Program dibawah 3% selama 3 (tiga) tahun terakhir.

Strategi Pengembangan Bisnis Program 2018

Pertumbuhan kinerja yang positif ditahun 2017 diharapkan dapat menjadi lebih baik lagi ditahun 2018. Untuk mempersiapkan hal tersebut strategi yang dipersiapkan adalah sebagai berikut:

  • Memaksimalkan penyaluran KUR baru
  • Pengembangan skim kredit berbasis komoditi unggulan
  • Peningkatan kerjasama dengan lembaga/ instansi pemerintah/ swasta dalam pemasaran
  • Penyaluran kredit hasil value chain dan trickledown bussines dengan perusahaan inti
  • Meneruskan kerjasama penyaluran pinjaman kemitraan dengan BUMN

Sumber: Laporan Tahunan 2017 BRI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *