Bisnis Korporasi BRI berupaya menciptakan, mengembangkan serta memasarkan produk dan layanan perbankan terpadu baik berupa pemberian fasilitas pinjaman, pengelolaan dana nasabah dan jasa perbankan dengan fokus utama pada bisnis yang dapat memberikan sinergi bagi segmen bisnis lain serta mendukung pertumbuhan fee based income.
Ringkasan Kinerja Bisnis Korporasi Tahun 2017
- Outstanding pinjaman korporasi BRI, termasuk pembiayaan kepada BUMN, naik 6% YoY menjadi Rp187,4 triliun di tahun 2017 dari Rp176,8 triliun di tahun 2016.
- Laba sebelum pajak segmen Bisnis Korporasi mencapai Rp937,23 milliar, naik 0,15% YoY dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp935,85 milliar.
- Pengelolaan fungsi Treasury BRI, khususnya pada ruang lingkup sumber dana, telah dilakukan dengan baik, yang terlihat dari penurunan biaya dana dari 3,83% di tahun 2016 menjadi 3,27% di tahun 2017.
- Volume transaksi trade finance tahun 2017 sebesar US$37,1 miliar, meningkat 25% dari tahun 2016 yang sebesar US$29,7 milliar.
- Pendapatan jasa (fee income) untuk bisnis penunjang pasar modal naik dari Rp111,18 miliar di tahun 2016 menjadi Rp141,34 miliar di tahun 2017 atau tumbuh 27,13% YoY.
Bisnis Korporasi BUMN
Ringkasan Kinerja Bisnis BUMN Tahun 2017
Penyaluran kredit BUMN sebesar Rp97,13 triliun pada tahun 2017 atau naik 4,6% dari tahun 2016 sebesar Rp92,82 triliun.
Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara, BRI memiliki tanggung jawab lebih dalam mendukung programprogram pemerintah dalam upaya pembangunan perekonomian negara tanpa mengenyampingkan profitabilitas serta prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
Dengan mempertimbangkan potensi bisnis yang ada serta risk weighted asset yang rendah, BRI fokus membidik perusahaan BUMN terkemuka, baik Induk maupun Anak BUMN dengan tetap memperhatikan arah pengembangan perusahaan yaitu sebagai driver of growth for microbanking, transaction banking, support subsidiary dan implementation to the digital banking.
Strategi Bisnis BUMN tahun 2017
Pada tahun 2017 BRI melaksanakan serangkaian inisiatif dan strategi untuk pengembangan bisnis BUMN dengan tujuan meningkatkan outstanding kredit, mempertahankan kualitas kredit, pengelolaan dana nasabah, serta meningkatkan pendapatan non bunga.
Meningkatkan Oustanding Pinjaman dengan fokus pada peningkatan profitabilitas
Peningkatan outstanding kredit korporasi BUMN selama tahun 2017 difokuskan pada usaha yang memberikan peluang trickle down business dan cross-selling untuk pengembangan bagi perusahaan-perusahaan BUMN yang menjadi tulang punggung di sektor infrastruktur, energi, logistik dan transportasi serta untuk mendukung pengembangan perekonomian nasional.
BRI melakukan inisiatif market development dan market penetration dengan mengoptimalkan aliansi dengan bank lain dalam bentuk pembiayaan sindikasi, club deal serta pemanfaatan fasilitas Sell down dari Bank asing dengan tetap memperhatikan customer profitability analysis.
Mempertahankan Kualitas Kredit
Untuk mempertahankan kualitas kredit di segmen korporasi BUMN yang sampai dengan saat ini masih di level 0%, BRI melakukan berbagai inisiatif diantaranya BRI secara rutin melakukan monitoring baik offsite maupun onsite kepada nasabah-nasabah BUMN existing, serta melakukan inisiatif restrukturisasi kredit kepada debitur yang berpotensi bermasalah.
Memaksimalkan Pendapatan Non-Bunga
Dalam upaya pengelolaan dan meningkatkan dana nasabah, BRI selalu berusaha menjadi mitra bisnis yang dapat memberikan solusi bagi nasabah BUMN. Sementara itu, peningkatan pendapatan non bunga diupayakan melalui pengembangan layanan perbankan seperti cash management, host to host, BRIVA, Payroll, Corporate Card, Cash Card dan layanan lainnya.
Kinerja Bisnis Korporasi BUMN Tahun 2017
Peningkatan Outstanding Pinjaman
Dengan berbagai strategi dan inisiatif diatas, Pada tahun 2017, BRI berhasil meningkatkan outstanding korporasi BUMN menjadi Rp97,13 triliun atau meningkat 4,6% YoY dibandingkan tahun 2016 yang didorong oleh sektor infrastruktur, Jasa dan Migas, dan dengan NPL yang masih terjaga di level 0,00%.
Peningkatan Outstanding Dana Pihak Ketiga
Untuk dana yang di kelola sampai dengan Desember 2017 mencapai Rp115,9 triliun atau tumbuh 0,29% dibandingkan tahun 2016 sebesar 115,6 trilliun.
Peningkatan Pendapatan Non-Bunga
Sementara itu konstribusi pendapatan non bunga mencapai Rp297 miliar pada tahun 2017 atau meningkat 41.4% YoY dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp210 milliar.
Strategi Bisnis BUMN Tahun 2018
Peningkatan profitabilitas
Fokus utama bisnis korporasi baik BUMN dan Non BUMN pada tahun 2018 adalah peningkatan profitabilitas melalui optimalisasi margin, peningkatan fee-based income dan Pengembangan Value Chain. Sejumlah inisiatif strategi yang akan diimplementasikan meliputi optimalisasi margin melalui Risk Based Pricing, monitoring utilisasi pinjaman dan ekspansi debitur secara selektif.
Optimalisasi Integrated Marketing
BRI akan berupaya untuk meningkatkan share of wallet nasabah BUMN melalui penyediaan integrated banking solution dan melalui pengembangan transaction banking sebagai sumber fee-based income. Sedangkan untuk pengembangan value chain, BRI akan melakukan penetrasi pasar melalui closed system financing dengan mengidentifikasi potensi bisnis baru dan optimalisasi integrated marketing dan trickle down business untuk membantu kinerja sektor UMKM. Untuk
mewujudkan hal tersebut BRI juga akan meningkatkan kompetensi SDM dibisnis korporasi bisnis BUMN yang handal untuk dapat menyediakan produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan nasabah.
Bisnis Korporasi Non BUMN
Ringkasan Kinerja Korporasi Non BUMN 2017
Penyaluran kredit non BUMN sebesar Rp90,32 triliun pada tahun 2017 atau naik 7,41% dari tahun 2016 sebesar Rp84,09 triliun.
Bisnis Korporasi non BUMN (private corporate) BRI terus berkembang dan menjadi salah satu segmen yang menunjang ekspansi bisnis dan meningkatkan competitive position BRI. Setiap pemberian kredit kepada korporasi non BUMN harus memiliki peluang trickledown business dan cross-selling sehingga dapat mengakselerasi pertumbuhan segmen baik Mikro, Ritel maupun
menengah.
Saat ini, mayoritas Bisnis Korpoasi bersumber dari sektor Agribisnis. Penyaluran kredit kepada perusahaan di sektor agribisnis ditujukan untuk kegiatan usaha pertanian dalam arti luas, baik yang bersifat on farm maupun off-farm, dari hulu sampai hilir. Selain itu, BRI juga menyalurkan kredit ke petani melalui pola inti-plasma. Sasaran utama pengembangan kredit agribisnis adalah pembiayaan ke komoditi ekspor yang memiliki competitive advantage dan multiplier effect kepada UMKM. Komoditi yang jadi pilihan diantaranya adalah kelapa sawit dan karet beserta turunannya, sedangkan untuk sektor industri dan perdagangan meliputi industri pestisida, leokimia, pengolahan kelapa, gula, beras dan sebagainya.
Untuk sektor non-agribisnis, penyaluran kredit cukup bervariasi ke beberapa sektor, antara lain industry energy yang terkait dengan proyek infrastruktur kelistrikan pemerintah, transportasi dan sebagainya.
Strategi Bisnis Korporasi non BUMN
Pada tahun 2017, inisiatif strategi pengembangan bisnis korporasi non BUMN difokuskan kepada penyaluran Indirect Loan dan Optimalisasi Existing Customer yang mengarah kepada pengembangan Supply Chain Financing dan peningkatan CASA melalui Transaction Banking serta menjaga kualitas kredit dengan melakukan Exit Strategy pada Unprospected Customer.
Kinerja Bisnis Korporasi Non BUMN
Peningkatan Outstanding Pinjaman
Dengan strategi diatas, kredit korporasi non BUMN selama tahun 2017 mencapai Rp90,31 trilliun atau tumbuh 7,41% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp84,09 trilliun. Pertumbuhan ini ditunjang dari sektor agribisnis yakni pembiayaan ekstensif kepada perkebunan Kelapa Sawit, Industri Gula, Peternakan, serta Perikanan, dan dari sektor non-agribisnis yaitu sektor properti dan pulp & paper.
Peningkatan Outstanding Dana Pihak Ketiga
Dana simpanan korporasi non BUMN mencapai Rp30,9 triliun atau meningkat 32.6% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp23,3 trilliun
Peningkatan Pendapatan Non Bunga
Sementara itu kontribusi pendapatan non Bunga di bisnis korporasi non BUMN mencapai Rp37 milliar atau tumbuh 27,59% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp29 milliar.
Strategi bisnis korporasi non BUMN tahun 2018
Meningkatkan Profitabilitas
Sejalan dengan strategi Bisnis Korporasi BUMN, di tahun 2018, Bisnis Koporasi non-BUMN akan fokus kepada peningkatan profitabilitas melalui optimalisasi margin, peningkatan fee-based income dan Pengembangan Value Chain nasabah nasabah korporasi non BUMN.
Exit dari sektor yang berisiko tinggi
Melakukan exit strategy kepada nasabah nasabah yang memiliki risiko tinggi.
Mengoptimalkan penggunaan integrated banking solution
BRI akan berupaya meningkatkan share of wallet nasabah-nasabah korporasi non BUMN melalui penyediaan integrated banking solution sebagai sumber fee based income. Untuk pengembangan value chain, BRI akan mengembangkan supply chain financing yang mengakselerasi pertumbuhan segmen baik Mikro, Ritel maupun menengah.
Bisnis Sindikasi dan Jasa Keuangan Non Bank
Ringkasan Kinerja Korporasi Sindikasi dan Jasa Keuangan Non Bank 2017
Bisnis jasa keuangan non bank berhasil menyumbangkan pendapatan bunga non pinjaman sebesar Rp312,51 miliar.
Bisnis Sindikasi dan Jasa Lembaga Keuangan non bank yang secara organisasi dibentuk pada tahun 2017 memiliki dua lini bisnis utama yaitu bisnis jasa sindikasi dan pemberian fasilitas limit baik committed dan uncommitted line kepada industri keuangan non bank (IKNB) dalam negeri.
Jasa kredit sindikasi ditujukan untuk nasabah korporasi yang membutuhkan pembiayaan dalam jumlah besar dengan lebih dari satu kreditur. Sindikasi BRI telah berpengalaman dalam menangani kredit sindikasi dari berbagai sektor bisnis seperti infrastruktur, kelistrikan, manufaktur, oil & gas, perdagangan/hotel/resto, perkebunan, pertambangan dan properti yang meliputi jasa arranger, facility agent, escrow agent, dan security agent.
Jasa keuangan non-bank yang diberikan kepada IKNB meliputi security line, money market line, foreign exchange line, trade finance line, penjaminan bank garansi dan kredit mitra, fasilitas intraday serta bank garansi. IKNB yang menjadi sasaran bisnis BRI meliputi perusahaan pembiayaan (multifinance), asuransi, sekuritas, lembaga keuangan khusus dan lembaga keuangan non bank lainnya.
Strategi Tahun 2017
Pada tahun 2017, bisnis Sindikasi dan Jasa Keuangan Non bank melakukan strategi pembiayaan ke sektor produktif dan konsumsi. Menjalin kemitraan dengan partner-partner strategis juga terus dilakukan BRI untuk mengoptimalkan peluang bisnis.
Kinerja Bisnis Tahun 2017
Pada tahun 2017, kegiatan Sindikasi telah menghasilkan pendapatan bunga non pinjaman yang mencapai Rp312,51 miliar.
Strategi Bisnis Tahun 2018
Rencana pengembangan bisnis sindikasi dilakukan melalui sinergi dengan Bank Himbara, Bank Swasta Nasional / Asing, Perusahaan anak BRI dan BPD. Adapun pengembangan bisnis IKNB dilakukan melalui peningkatan limit dan utilisasi limit fasilitas existing, perluasan bisnis IKNB khususnya perusahaan sekuritas dan asuransi, optimalisasi value chain atas nasabah IKNB BRI, serta peningkatan kompetensi SDM.
Bisnis Dana Institusi
Ringkasan Kinerja Bisnis Dana Institusi Tahun 2017
Fee based income dari transaction banking (CMS) sebesar Rp23,02 miliar, tumbuh 30,31% dibanding tahun 2016 sebesar Rp17,65 miliar
Aktivitas Bisnis Dana Institusi antara lain mengoptimalkan pengelolaan dana yang bersumber dari APBN yang disalurkan melalui kementrian atau lembaga pemerintah dan juga dana dari pemerintah daerah dan swasta.
Selain itu, BRI juga menyediakan Cash Management System (CMS) yang merupakan solusi layanan keuangan nasabah perbankan berbasis internet yang dilengkapi fitur Supply Chain Financing, Trade Finance dan Host-tohost connection.
Strategi Bisnis Tahun 2017
Menyediakan One-Stop Service
Pada tahun 2017, BRI melaksanakan serangkaian inisiatif dan strategi dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dana institusi dan lembaga serta meningkatkan Fee Based Income. Beberapa inisiatif strategi yang dilakukan oleh BRI untuk meningkatkan pertumbuhan dananya ialah melakukan akusisi dana Kementrian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan swasta dengan mengembangkan pola one stop service, sehingga pelayanan yang diberikan dapat dilakukan pada satu pintu di seluruh jaringan kerja BRI.
Mengoptimalkan Kerjasama Penyaluran Program Pemerintah
Selain itu BRI juga telah melakukan kerjasama program pemerintah berupa Penyaluran dana bantuan social (bansos) dalam program keluarga harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT), akuisisi BUMDES dan Dana Desa Selindo, pemberian kartu tani dan akusisi Kios Pupuk Lengkap (KPL), penyaluran dana program Indonesia pintar (PIP), Mengikuti beauty contest atas
penempatan dana investasi untuk Badan Layanan Umum serta Melakukan kerjasama dan Mengembangkan aplikasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk meningkatkan
transaksi Modul Penerimaan Negara (MPN Generasi 2).
Pengembangan Bisnis Transaction Banking
BRI tetap fokus pada pengembangan bisnis Transaction Banking untuk meningkatkan perolehan dana dan pendapatan fee based income. Selama tahun 2017, Layanan Transaction Banking telah menjalankan strategi IMFIX (Improve, Maintain, Focus, Increase, dan eXpand).
- Improve
Memperkuat produk dan pelayanan, baik kepada nasabah internal maupun eksternal dalam menyediakan integrated banking solution. - Maintain
Memelihara dan meningkatkan kualitas hubungan bisnis dengan nasabah melalui peningkatan kompetensi relationship managers - Focus
Menekankan perhatian pada segmen nasabah yang membawa keuntungan maksimum bagi perusahaan seperti segmen industri/manufaktur, wholesale, services berskala besar dan instansi utama pemerintah. - Increase
Meningkatkan kegiatan transaksional untuk nasabah-nasabah existing dengan mengeksploitasi potensi bisnis dari value chain-nya. - eXpand
Melakukan upaya perluasan bisnis untuk menjaring calon-calon nasabah dengan menggunakan network & influence perusahaan
Kinerja Bisnis Tahun 2017
Peningkatan Outstanding Dana Pihak Ketiga
Dengan strategi tersebut diatas, bisnis dana institusi berhasil meningkatkan jumlah dana pihak ketiga yang mencapai Rp108,2 trilliun pada tahun 2017 atau meningkat 8,85% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp99,4 trilliun.
Peningkatan Pendapatan Non Bunga
Sementara itu, fee income dari bisnis dana institusi mencapai Rp49 milliar atau naik 8,89% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp45 milliar.
Peningkatan Kinerja CMS
Dalam kurun waktu 2016 hingga 2017, performa CMS BRI dari segi jumlah customer, jumlah transaksi, volume transaksi, dan fee based income mengalami peningkatan. Dibanding tahun 2016, jumlah nasabah pada 2017 mengalami kenaikan sebesar 23% YoY menjadi 15 ribu nasabah, frekuensi transaksi meningkat sebesar 30% YoY menjadi 15,2 juta transaksi, dan volume transaksi mengalami kenaikan sebesar 41% YoY menjadi sebesar Rp1,193 triliun. Untuk Perolehan fee based
income dari transaction banking (CMS) sebesar Rp23,02 miliar, tumbuh 30,68% dibanding tahun 2016 sebesar Rp17,65.
Strategi Bisnis Tahun 2018
Pengembangan Produk yang Customer Centric
Strategi pengembangan bisnis dana institusi pada tahun 2018 adalah berperan aktif untuk melakukan inovasi produk sesuai dengan kebutuhan nasabah, terutama pada area sistem rekonsiliasi, complaint handling, dan early warning system.
Meningkatkan kualitas monitoring kinerja
Dari sisi internal, Bisnis Dana Institusi juga berencana mengembangkan perangkat monitoring portofolio dalam rangka pemantauan kinerja internal, serta meningkatkan kualitas layanan dalam setiap skema kerja sama dengan nasabah.
Meningkatkan Transaction Banking
Transaction Banking pada tahun 2018 akan fokus pada perluasan pangsa pasar dan penyediaan fully integrated banking services. Perluasan pangsa pasar akan dilakukan melalui ekstensifikasi customer base dengan memperkuat kapabilitas transaction banking melalui pengembangan CMS end-to-end dan Supply Chain Financing). Sedangkan penyediaan fully integrated banking services melalui optimalisasi coverage model (pemetaan RM, desain client service team berdasar segmen dan product specialist).
Bisnis Internasional
Ringkasan Kinerja Bisnis Internasional Tahun 2017
- Volume transaksi trade finance sebesar US$37.12 miliar, meningkat 24,99% dari tahun 2016 yang sebesar US$29.69 milliar.
- Volume transaksi dari aktivitas money changer tahun 2017 sebesar Rp19,27 trilliun, meningkat 45,54% dari tahun 2016 yang sebesar Rp13,24 trilliun
- Volume transaksi remitansi sebesar US$63.66 miliar, tumbuh 14,66% dari tahun 2016 sebesar US$55.52 milliar.
Bisnis Internasional BRI mengakomodasi kenyamanan dan terselenggaranya berbagai kebutuhan nasabah yang terkait produk atau jasa di bidang trade finance, bisnis bank koresponden, bisnis remitansi, dan bisnis money changer. Selain itu, Bisnis Internasional BRI juga didukung oleh unit kerja luar negeri BRI di New York, Cayman Islands, Singapura, Hong Kong dan Timor-Leste.
Keunggulan Produk dan Jasa Bisnis Internasional
Dukungan dari Pekerja yang Profesional dan tersertifikasi
Dalam rangka penyediaan layanan terbaik untuk nasabah, BRI didukung oleh Pekerja yang profesional di bidang trade finance yang telah memiliki sertifikasi internasional untuk menunjang aktifitas bisnis yang sejalan dengan perkembangan bisnis nasabah yang dinamis.
Dukungan dari counterparts BRI juga didukung dengan kerjasama lebih dari 50 Remittance Company, lebih dari 1300 Bank Koresponden diseluruh belahan dunia dalam 15 mata uang.
Dukungan unit kerja seluruh Indonesia Selain itu, untuk mengakomodasi kebutuhan nasabah
akan mata uang asing, BRI juga menyediakan layanan jual beli mata uang asing dalam 18 jenis mata uang, melalui layanan yang tersedia unit kerja operasional di seluruh Indonesia, yang telah terkoneksi real time online.
Trade Finance Solution
BRI Trade Solution sebagai bentuk integrasi layanan perdagangan internasional maupun domestik
diklasifikasikan menjadi Trade Product, Trade Services, dan Trade Finance. Adapun rincian terkait BRI Trade Solution diuraikan sebagai berikut :
Strategi Bisnis Internasional Tahun 2017
Meningkatkan kulaitas layanan BRI fokus pada peningkatan pendapatan fee based income dan perbaikan kualitas layanan. Untuk mendukung perencanaan bisnis tersebut, BRI telah melakukan sejumlah program kerja, antara lain:
- Bidang Trade Finance
Melakukan penyempurnaan otomasi menyeluruh pada sistem transaksi bisnis internasional. - Bidang Money Changer
Melakukan beberapa kerja sama dengan perbankan nasional, bank daerah, bank asing, asosiasi biro haji dan umrah, biro perjalanan wisata, asosiasi hotel dan restoran Indonesia, serta pedagang valuta asing (PVA). Mendorong pertumbuhan bisnis pada gerai money changer di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta sebagai bagian dari penetrasi pasar bank notes domestik. - Bisnis Bank Koresponden (Financial Institutions Bank)
Memperluas kerja sama dengan bank koresponden baik domestik maupun luar negeri, serta melakukan diversifikasi produk yang diperdagangkan. - Bisnis Remitansi
Mengadakan program pemasaran reward tahunan Mudik Bareng BRIfast Remittance, sebagai salah satu keuntungan dalam layanan cash pick up melalui agen BRILink.
Kinerja Tahun 2017
Pencapaian fee based income di bidang bisnis internasional di tahun 2017 sekitar 10% dari pencapaian fee based income BRI tahun 2017 yang sebesar Rp10,3 Triliun. Kontributor terbesar untuk fee based income tersebut secara berurutan adalah trade finance, money changer, remittance, dan correspondent banking. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan volume transaksi dari setiap unit bisnis internasional dengan rincian sebagai berikut:
- Volume transaksi trade finance sepanjang tahun 2017 mencapai US$37,12 miliar meningkat 24,99% dibandingkan tahun 2016 sebesar US$29,69 milliar.
- Volume transaksi jual beli bank notes meningkat sebesar 45,54% YoY menjadi Rp19,27 triliun di tahun 2017 dari tahun 2016 sebesar Rp13,24 triliun.
- Peningkatan volume transaksi Bisnis Bank Koresponden mencapai US$276,89 juta, tumbuh
107% dibanding 2016 sebesar US$133,73 juta. - Pertumbuhan volume transaksi Bisnis Remitansi, khususnya transaksi incoming remittance. Volume transaksi mencapai US$63,66 miliar, atau tumbuh 14,66% dibanding tahun 2016 sebesar US$55,52 miliar.
Strategi Pengembangan Tahun 2018
Bidang Trade Finance
- Melakukan upgrading menyeluruh pada sistem transaksi bisnis internasional untuk mendukung penyediaan layanan supply chain.
- Mengadakan program skill enchancement untuk meningkatkan kualitas jajaran petugas devisa di Unit Kerja Operasional.
Bidang Money Changer
Memperluas kerjasama business to business dengan mitra wholesale money changer dan menambah gerai money changer di bandara internasional lainnya.
Bisnis Bank Koresponden (Financial Institutions Bank)
Memperluas kerjasama dengan bank koresponden baik domestik maupun luar negeri, serta meningkatkan status lisensi unit kerja BRI Hong Kong dari representative office menjadi full branch dalam rangka memperkokoh bisnis internasional BRI sekaligus memperkuat posisi BRI di tingkat regional.
Bisnis Remitansi
Mengimplementasikan sistem BRIfast Remittance versi 2 dengan sejumlah fitur baru, serta melaksanakan pengembangan bisnis berbasis Cross Border Payment Solutions.
Bisnis Treasury
Ringkasan Kinerja Bisnis Treasury Tahun 2017
Imbal hasil rata-rata dari aset non-kredit BRI mencapai 4,48%, atau sebesar Rp10,93 triliun, tumbuh Rp1,08 triliun dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp9,85 triliun.
BRI berhasil menurunkan biaya dana (cost of fund atau COF) produk deposito. Sehingga COF BRI menjadi 3,27%, turun 0,56% dari tahun 2016 sebesar 3,83%.
Untuk mendukung pelayanan nasabah Korporasi, BRI terus melanjutkan pengembangan produk dan jasa Treasury sehingga BRI terus melakukan pengembangan baik produk maupun Sumber Daya Manusia di seluruh unit kerja BRI. Bisnis Treasury BRI meliputi pengeloaan aset dan liabilitas banking book dan trading book.
Strategi Bisnis Treasury Tahun 2017
Pada tahun 2017 bisnis Treasury melakukan inisiatif strategi sebagai berikut:
Optimalisasi ekses likuiditas
Hal ini dilakukan dengan mengoptimalkan komposisi penempatan instrument likuiditas (jangka pendek) dan jangka panjang. Saat ini mayoritas penempatan instrument jangka panjang BRI mayoritas berada di Obligasi yang diterbikan oleh Pemerintah Indonesia dan Korporasi.
Mengoptimalkan pengelolaan risiko likuiditas
Untuk mengelola risiko likuiditas, BRI melakukan strategi Funding Mix Strategi untuk memenuhi kebutuhan pendana jangka pendek yang berasal dari DPK dengan memprioritaskan dana murah dan deposito. Sedangkan untuk kebutuhan jangka panjang diperoleh dengan cara menerbitkan Surat Berharga.
Peningkatan Kerjasama Dengan Counterpart
Sementara itu untuk pelayanan BRI terhadap nasabah terkait transaksi instrument Treasury, ditujukan untuk menambah market share BRI dan perluasan akses pasar terutama pada Bank, BPD, Dana Pensiun, Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Asset Management.
Kinerja Tahun 2017
Penurunan Biaya Dana
BRI berhasil menurunkan COF menjadi 3,27% atau turun sebesar 56 bps dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 3,83%. Hal tersebut disebabkan oleh COF deposito yang turun menjadi 5,15% pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 6,09%.
Peningkatan Yield Aktiva Produktif Non-Pinjaman
Selama tahun 2017 BRI melakukan optimalisasi ekses likuiditas dengan melakukan switching low yield asset ke high yield asset namun tetap dengan mempertimbangkan risiko likuiditas dari securities tersebut. Tercatat Average Outstanding Deposit Facility Bank Indonesia mengalami penurunan sebanyak 52,67% yang dialokasikan kepada High-Yield instrument.
Instrument | 2015 | % | 2016 | % | 2017 | % | Yield | |
Low
Yield |
Depfac | 14.1 | 42.9% | 8.5 | 38.6% | 3.7 | 12.5% | 3.50% |
TD IDR | 0.03 | 0.1% | 1.51 | 6.9% | 9.48 | 32.0% | 4.02% | |
Placement | 2.53 | 7.7% | 1.93 | 8.8% | 1.87 | 6.3% | 4.43% | |
RR SUN | 16.2 | 49.3% | 10.1 | 45.8% | 14.6 | 49.2% | 4.50% | |
32.86 | 100% | 22.04 | 100% | 29.65 | 100% | |||
High
Yield |
SDBI | 11.8 | 51.6% | 7.2 | 42.1% | 19.6 | 64.9% | 5.29% |
SBI | 7.93 | 34.7% | 7.12 | 41.6% | 3.72 | 12.3% | 5.99% | |
SPN | 2.77 | 12.1% | 1.26 | 7.4% | 5.56 | 18.4% | 5.11% | |
NCD | 0.35 | 1.5% | 1.54 | 9.0% | 1.33 | 4.4% | 6.86% | |
22.85 | 100% | 17.12 | 100% | 30.21 | 100% |
Komposisi | 2015 | % | 2016 | % | 2017 | % |
Total Low Yield | 32.86 | 59.0% | 22.04 | 56.3% | 29.65 | 49.5% |
Total High Yield | 22.85 | 41.0% | 17.12 | 43.7% | 30.21 | 50.5% |
Total | 55.71 | 100.0% | 39.16 | 100.0% | 59.86 | 100.0% |
Dengan optimalisasi portofolio tersebut, imbal hasil rata-rata dari aset non-kredit BRI mencapai 4.48%, atau sebesar Rp10,93 triliun, tumbuh Rp1,08 triliun dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp9.85 triliun.
Menjadi Primary Dealer pada transaksi Surat Berharga
Kegiatan transaksi surat berharga yang meningkat membawa BRI memperoleh peringkat pertama sebagai primary dealer pada pasar primer tahun 2017. Peningkatan volume transaksi ini didukung oleh meningkatnya transaksi dengan nasabah dan kegiatan pengelolaan risiko yang baik. Pertumbuhan transaksi Treasury untuk melayani kebutuhan nasabah tumbuh seiring dengan volume jual beli sebagai berikut:
- Volume pelayanan jual-beli surat berharga tumbuh 61%
- Volume pelayanan jual-beli foreign exchange tumbuh 12%
- Frekuensi pelayanan jual-beli foreign exchange tumbuh 17.9%
- Frekuensi pelayanan jual-beli derivatif tumbuh 34.50%
Launching layanan baru untuk mengakomodasi transaksi Valas
Dari sisi pengembangan teknologi, Divisi Bisnis Treasury telah melakukan inovasi dengan meluncurkan BRIefx Client yang diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat transaksi pelayanan valas. Tercatat pertumbuhan jumlah nasabah yang melakukan transaksi valas selama tahun 2017 sebesar 22.3%.
Strategi Bisnis Tahun 2018
• Rebalancing portofolio asset dan liabilities untuk mendukung kinerja Bank
Mengembangkan produk dan layanan treasury terkait transaksi valas seperti Currency Swap Deposit, Produk Hedging Syariah atas nilai tukar.
Bisnis Jasa Penunjang Pasar Modal
Ringkasan Kinerja Jasa Penunjang Pasar Modal Tahun 2017
- Total fee based income yang diperoleh BRI dari Bisnis Penunjang Pasar Modal tahun 2017 sebesar Rp141,34 miliar, tumbuh 27,13% dari tahun 2016 sebesar Rp111,18 miliar.
- BRI mencatatkan Aset Wali Amanat sebesar Rp69,04 triliun, meningkat 4,4% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp66,10 triliun.
- Aset Kustodian sebesar Rp298,78 triliun di 2017 menurun 6,72% dari Rp320,29 triliun di tahun 2016.
- Aset DPLK tercatat sebesar Rp8,79 triliun, tumbuh 50,93% dibanding tahun 2016 sebesar Rp5,82 triliun.
- Dana kelolaan Trustee BRI tercatat sebesar Rp67,28 triliun, tumbuh 79,36% dibanding tahun 2016 sebesar Rp37,51 triliun.
Sebagai salah satu langkah BRI untuk menjadi The Most Valuable Bank in South East Asia, selama tahun 2017 BRI terus mendorong pengelolaan Bisnis Jasa Penunjang Pasar Modal melalui peningkatan layanan jasa Wali Amanat, Kustodian, Trust, Rekening Dana Nasabah (RDN) dan
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank Rakyat Indonesia (DPLK BRI), baik untuk nasabah korporasi maupun nasabah ritel.
Strategi Tahun 2017
Reorganisasi Bisnis Jasa Penunjang Pasar Modal
Di tahun 2017, organisasi bisnis Jasa Penunjang Pasar Modal BRI mengalami perubahan, yakni Jasa
Agen Sindikasi tidak lagi menjadi bagian dari bisnis Jasa Penunjang Pasar Modal. Hal ini ditujukan untuk mengoptimalkan fokus pengembangan bisnis Jasa Penunjang Pasar Modal.
Mengembangkan kapasitas operasional melalui TI
- Untuk menunjang peningkatan bisnis Kustodian, BRI telah melakukan pengembangan Core System Custody: CIPS-MEDALLION untuk penyempurnaan proses transaksi hingga pelaporan.
- Aplikasi TCS Management System pun dikembangkan untuk meningkatkan layanan kepada nasabah Trust dan Wali Amanat.
Digitalisasi layanan operasional lainnya seperti pengembangan sistem pembukaan RDN untuk
transaksi jual-beli saham dan pengembangan Website DPLK BRI (http://dplk.bri.co.id) dilakukan
untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat yang semakin antusias dengan jasa pasar modal.
Kinerja tahun 2017
Total Fee Based Income yang dihasilkan dari bisnis Jasa Penunjang Pasar Modal tercatat sebesar Rp130,50 miliar pada tahun 2017, atau meningkat 28,69% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp101,41 miliar.
Kustodian
Sebagai Bank Kustodian pertama yang mengelola Asset Backed Securities/Efek Beragun Aset di Indonesia, Kustodian BRI telah mengelola asset mencapai Rp298,78 triliun pada tahun 2017 atau turun 6,72% dari tahun 2016 sebesar Rp320,29 triliun. Dari pengelolaan aset tersebut, Kustodian BRI mampu membuku fee based income sebesar Rp71,51 miliar atau tumbuh 27,57% dibanding fee based income tahun 2016 sebesar Rp56,05 miliar.
Wali Amanat
Sepanjang tahun 2017, total nilai penerbitan surat berharga yang dikelola oleh Wali Amanat BRI mencapai sebesar Rp69,04 triliun, tumbuh 4,4% dibanding tahun 2016 sebesar Rp66,10 triliun. Wali Amanat BRI memberikan kontribusi fee based income sebesar Rp8,20 miliar pada tahun 2017, tumbuh 20,42% dibanding tahun 2016 sebesar Rp6,81 miliar.
Trust
Hingga akhir tahun 2017, dana kelolaan Trustee BRI tercatat sebesar Rp67,28 triliun, tumbuh 79,36% dibanding tahun 2016 sebesar Rp37,51 triliun. Fee based income yang dihasilkan Trustee BRI mencapai Rp3,91 miliar atau tumbuh 42,27% dari tahun 2016 sebesar Rp2,75 miliar.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Sejak beroperasional pada tahun 2006, DPLK BRI terus menunjukkan kinerja yang baik setiap tahunnya dengan aset kelolaan mencapai Rp8,79 triliun pada tahun 2017, tumbuh 50,93% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp5,84 triliun. Fee based income yang berhasil disetorkan
kepada BRI sebesar Rp46,87 miliar pada tahun 2017 atau tumbuh 30,97% dari tahun 2016 sebesar Rp35,79 miliar.
Kinerja Investasi DPLK BRI ditunjukkan dengan pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih Per Unit Penyertaan
(NAB/UP) masing-masing paket investasi menghasilkan imbal hasil sebesar 7,25% untuk DPLK BRI Pasar Uang, 9,15% untuk DPLK BRI Pendapatan Tetap, 11,05% untuk DPLK BRI Saham, 6,83% untuk DPLK BRI Pasar Uang Syariah dan 7,50% untuk DPLK BRI Berimbang Syariah.
Rekening Dana Nasabah (RDN)
Untuk keperluan penyelesaian transaksi di pasar modal, BRI menyediakan layanan Giro RDN. Sampai dengan akhir tahun 2017, jumlah rekening terdaftar sebanyak 3.360 rekening.
Strategi Bisnis Tahun 2018
Di tahun 2018, BRI akan terus mengembangkan bisnis jasa penunjang pasar modal melalui berbagai inisiatif sebagai berikut:
Strategi pemasaran
- Akuisisi nasabah baru melalui joint marketing dengan unit kerja BRI lain
- Peningkatan brand awareness melalui media digital
- Mendorong penjualan DPLK melalui seluruh unit kerja BRI dengan menyelenggarakan program penjualan khusus
- Melakukan sosialisasi dan edukasi produk DPLK kepada pihak internal maupun eksternal BRI serta fokus pada sektor pekerja informal
- Pemasaran jasa Wali Amanat melalui pihak Lembaga Penunjang Pasar Modal untuk melengkapi pemasaran langsung kepada emiten
- Melaksanakan Program Desa Nabung Saham bekerjasama dengan BEI, KSEI, dan Perusahaan-perusahaan Efek.
- Melaksanakan pengelolaan Escrow Account untuk beberapa pipeline dalam target bisnis.
Strategi Penyempurnaan Produk
• Penyempurnaan Sistem DPLK BRI (Front End sampai dengan Back End)
• Penyempurnaan aplikasi untuk layanan Trust & Corporate Services
• Integrasi sistem internal Kustodian dengan core system custody
• Melakukan inovasi produk dan layanan DPLK sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui penambahan manfaat lainnya
Sumber: Laporan Tahunan 2017 BRI