Bisnis Bank Jatim: TRESURI (4/7)

Bisnis Tresuri Bank Jatim terdiri dari penempatan pada Bank Indonesia, interbank call money, deposito, dan surat berharga. Meskipun Bank Indonesia menurunkan BI 7-Day Repo Rate selama 2 (dua) kali selama tahun 2017, namun bisnis treasury secara keseluruhan mengalami peningkatan
Rp4.926.270 juta atau 67% dari Rp7.332.698 juta pada tahun 2016 menjadi Rp12.258.968 juta pada tahun 2017.

Peningkatan tersebut terjadi di seluruh portofolio yang dimiliki Bank yaitu penempatan pada BI sebesar Rp1.887.630 juta atau 99%, Interbank Call Money sebesar Rp1.510.000 juta atau 119%, Deposito sebesar Rp570.750 juta atau 45% serta Kepemilikan Surat Berharga meningkat sebesar
Rp957.890 juta atau 33%.

Penempatan dana pada Bank Indonesia dilakukan dalam 2 (dua) instrumen yaitu Deposit Facility dan Term Deposit. Lelang Term Deposit baru dibuka kembali oleh Bank Indonesia pada tahun 2017. Term Deposit dan Deposit Facility adalah instrumen Operasi Moneter Bank Indonesia sebagai bentuk
upaya Bank Indonesia mengabsorbsi kelebihan dana yang beredar di pasar keuangan. Pada tahun 2017, deposit facility tercatat sebesar Rp2.099.000 juta, meningkat sebesar Rp187.825 juta atau 10% dari Rp1.911.75 juta
pada tahun 2016. Sedangkan Term Deposit tercatat sebesar Rp1.699.805 juta.

Interbank Call Money adalah jenis transaksi di pasar uang dengan bentuk penempatan (placement) dana atau peminjaman (borrowing) dana antar bank, dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun. Pada tahun 2017, interbank
call money tercatat Rp2.780.000 juta, meningkat sebesar Rp1.510.000 juta atau 119% dibanding pada tahun 2016 sebesar Rp1.270.000 juta.

Deposito adalah penempatan dana pada Bank Umum / Bank Umum Syariah dengan waktu jatuh tempo tertentu sesuai yang telah disepakati pada saat transaksi. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, portofolio deposito
mengalami peningkatan sebesar Rp570.750 juta atau 45% dari Rp1.279.250 juta menjadi Rp 1.850.000 juta pada tahun 2017. Peningkatan portofolio Deposito disebabkan karena strategi perusahaan dalam memelihara rasio Aktiva Likuid dirasa sudah mencukupi serta rate yang ditawarkan dipasar sangat kompetitif.

Surat Berharga adalah Surat Pengakuan Utang, Wesel, Obligasi, Sekuritas Kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar
modal dan pasar uang.

Surat berharga per 31 Desember 2017 mengalami kenaikan Rp957.890 juta atau 33% dari Rp2.872.273 juta pada tahun 2016 menjadi Rp3.830.163 juta. Surat Berharga mengalami peningkatan khususnya pada Surat berharga
Pemerintah dan SDBI dikarenakan banyaknya Surat Berharga Pemerintah dan SDBI yang akan jatuh tempo. Pembelian Surat Berharga Pemerintah dan SDBI ini dilakukan dalam rangka pemenuhan GWM Sekunder dan rasio likuiditas. Sedangkan untuk Surat Berharga Korporasi (selain Pemerintah) hanya untuk menambah return Bank.

Selain mengelola posisi trading dan banking book, Bisnis Tresuri Bank Jatim juga memberikan layanan tresuri untuk nasabah dalam rangka menambah fee based income bagi Bank Jatim. Fee Based Income dari transaksi jual beli
Bank Notes selama tahun 2017 mencapai Rp 547 juta, dari transaksi valas dengan Naabah sebesar Rp 235,17 juta dan juga transaksi Deposit On Call dengan Nasabah sebesar Rp 487 juta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *